PerkantoranKomunikasi Perkantoran (Office Communication) ialah proses komunikasi yang terjadi dalam suatu kantor dan bertujuan untuk meningkatkan kinerja kantor tersebut. Dengan berkomunikasi maka akan mengantarkan terbentuknya kesatuan sistem dari bagian-bagian yang saling bergantung serta terciptanya pola hubungan tata kerja.
7 Etika Komunikasi Kantor • Etika merupakan syarat mutlak dalam hubungan antar pegawai. Oleh karena itu, setiap pegawai kantor dalam menjalankan tata hubungan kantor harus mempunyai : - Kesusilaan, dan, atau budi pekerti yang baik - Kesopanan dalam segala segi kehidupan dan tindakannya • Etika menjadi dasar atau pedoman bagi pegawai
Inilahcontoh contoh orang yang sedang berkomunikasi di kantor dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan contoh contoh orang yang sedang berkomunikasi di kantor yang Anda cari. Berikut ini tersedia beberapa artikel yang menjelaskan secara lengkap tentang contoh contoh orang yang sedang berkomunikasi di kantor.
2 Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. 3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
7 Tetap tenang. Jika kamu sedang merasa stres dan ada tamu yang bertanya kepadamu tentang berbagai hal, tetaplah tenang dan jawab dengan baik. Menjaga kepala agar tetap dingin dan tidak emosi adalah salah satu etika ketika menerima tamu di kantor yang perlu kamu ingat. Tamu tidak tahu keadaan yang sedang kamu alami.
contoh soal determinan matriks ordo 3x3 dan pembahasannya. Communication is an activity that humans do in their daily lives. Without communicating humans will be difficult to share opinions or feelings that it has to others. Just same with communication, every human being must have nice or bad behavior in his life. The rules governing the behavior are called ethics. Ethics is a science that discusses the behavior of nice or bad man. In communication there must be ethics in it. Especially for communication in the office. Office is where a person does his or her work related to administration. In the office, someone will interact with the people in it like communicating with supervisor and colleagues. This paper finds that by having good communicative ethics in the office, people can easily interact with the other people in the office well. Then with that the expectation that will result by understanding the ethics of office communications is a person can trust more than superiors and colleagues in the office, because we know what things should be improved or reduced when we are in the office. Abstrak Komunikasi yaitu kegiatan yang manusia lakukan dalam kehidupannya sehari-hari. Tanpa berkomunikasi manusia akan sulit untuk menyampaikan pendapat maupun perasaan yang dimilikinya kepada orang lain. Serupa dengan komunikasi, setiap manusia mempunyai perilaku baik atau buruk dalam hidupnya. Aturan-aturan yang mengatur perilaku itu disebut etika. Etika merupakan ilmu yang membahas tentang perilaku baik maupun perilaku buruk manusia. Pada berkomunikasi pastinya terdapat etika di dalamnya. Terlebih untuk melakukan komunikasi di dalam kantor. Kantor adalah tempat seseorang melakukan pekerjaannya yang berkenaan dengan tata usaha. Di dalam kantor, seseorang akan berinteraksi dengan pegawai-pegawai yang ada di dalamnya seperti berkomunikasi dengan atasan maupun rekan sejawatnya. Tulisan ini menemukan bahwa dengan memiliki etika berkomunikasi yang baik di kantor, seseorang dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang-orang yang ada di kantor dengan baik. Dengan itu maka harapan yang akan menghasilkan dengan memahami etika komuniaksi kantor adalah seseorang dapat kepercayaan lebih dari atasan maupun rekan sejawat di kantor, karena kita jadi memahami hal-hal apa saja yang sebaiknya ditingkatkan maupun dikurangi ketika berada di kantor.
Uploaded byNur Hafidzah Deviyana 0% found this document useful 0 votes190 views6 pagesDescriptionsemoga bermanfaatCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes190 views6 pagesEtika Berkomunikasi Dalam Dunia KerjaUploaded byNur Hafidzah Deviyana Descriptionsemoga bermanfaatFull descriptionJump to Page You are on page 1of 6Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Apa yang dimaksud dengan etika komunikasi?Etika komunikasi adalah aspek penting bagi kesuksesan perusahaan. Bagaimana efektivitas komunikasi ini akan memperlancar kinerja sekaligus meningkatkan hubungan baik dalam perusahaan maupun dengan klien eksternal, serta meningkatkan keterlibatan karyawan atau employee engagement. Untuk menunjukkan betapa pentingnya etika komunikasi yang baik di tempat kerja, mari kita kulik bersama pentingnya etika komunikasi dan contoh etika yang wajib Anda terapkan!Seberapa Penting Etika Komunikasi? Etika komunikasi di tempat kerja yang tepat memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah membantu perusahaan mencapai keselarasan yang baik. Secara tidak langsung, hal ini juga akan berpengaruh kepada KPIs Key Performance Indicators, retensi karyawan, serta motivasi kerja. Inilah beberapa alasan mengapa etika komunikasi sangat penting! .1. Meningkatkan Kinerja TimKomunikasi yang jujur dan efektif dapat menciptakan tim yang kuat. Dengan tim yang kuat dapat menciptakan tempat kerja lebih menyenangkan, dan akan lebih bersemangat untuk tampil baik sehingga tidak mengecewakan rekan satu komunikasi membantu memecahkan masalah karyawan dengan menjaga seluruh tim tetap terhubung, membuat semua anggota tim merasa berguna di tempat Mengembangkan Pertumbuhan PerusahaanKomunikasi yang baik berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan, yang sejalan dengan karier Anda. Hal ini menghilangkan ketidakpastian dan mempercepat proses kebijakan untuk memastikan kelancaran proyek ataupun pekerjaan Memacu ProduktivitasMampu berkomunikasi secara efektif di tempat kerja dapat membantu meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Pimpinan dapat memahami kemampuan dan keterampilan karyawan dan kemudian akan memberikan arahan yang jelas, sehingga meningkatkan waktu penyelesaian proyek secara Menumbuhkan Efisiensi dan LoyalitasKomunikasi yang buruk membahayakan efisiensi serta kualitas kerja secara keseluruhan. Ketika instruksi tidak diberikan dengan jelas, kesalahan pasti akan terjadi. Di sisi lain, instruksi yang jelas menghilangkan kebutuhan untuk mengklarifikasi dan memperbaiki masalah apa itu, jalur komunikasi yang baik dengan manajemen secara alami akan lebih loyal kepada perusahaan. Anda akan merasa nyaman mendiskusikan seluruh masalah profesional atau pribadi apa pun, dan lebih berkomitmen pada Merangsang Keterlibatan KaryawanKomunikasi yang baik lebih dari sekadar berbicara, namun lebih tentang menghubungkan dan terlibat dengan orang lain. Ketika tim terlibat, akan lebih selaras dengan tujuan perusahaan dan umumnya lebih termotivasi untuk bekerja menuju target yang Sebagai Problem SolvingPasti ada karakter yang berbenturan dan pendapat yang berbeda dalam lingkungan kerja mana pun. Komunikasi yang efektif bukanlah tentang siapa yang benar dan salah, namun melakukan diskusi terbuka, jujur, dan positif untuk memastikan kebutuhan semua orang terpenuhi. Oleh karenanya etika yang baik dapat menunjang penyelesaian masalah atau problem solving. Apa Saja Etika Komunikasi yang Harus Diperhatikan?Contoh perilaku etis di tempat kerja meliputi; menaati peraturan perusahaan, komunikasi yang efektif, tanggung jawab, akuntabilitas, profesionalisme, kepercayaan dan saling menghormati rekan kerja Anda di tempat kerja. Contoh etika komunikasi ini memastikan hasil produktivitas maksimum di tempat kerja dan bisa menjadi sangat penting untuk pertumbuhan Berkomunikasi Secara EfektifKomunikasi yang efektif sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman ketika berhadapan dengan masalah di tempat kerja. Berkomunikasi secara efektif dapat berarti hal yang berbeda bagi orang-orang pada tergantung situasi Mengembangkan Hubungan ProfesionalHubungan profesional yang baik tidak hanya menumbuhkan kerja tim di antara karyawan, tetapi juga membantu pengembangan karir individu karyawan. Mengembangkan hubungan profesional dengan rekan kerja juga akan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan Bertanggung JawabPenting bagi karyawan untuk selalu bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat baik secara individu maupun dalam tim. Faktanya, ini adalah sifat kepemimpinan yang harus ditunjukkan oleh setiap dimengerti, karyawan mungkin ingin menyelamatkan pekerjaan mereka dan karena itu takut mengambil tanggung jawab. Namun, mereka tidak boleh membiarkan rasa takut ini membawa mereka keluar dari flow ProfesionalismeAda standar profesional yang dilakukan karyawan di tempat kerja. Penggunaan kata-kata informal di tempat kerja formal sangat tidak ini harus dijunjung tinggi dan diterapkan pada setiap bagian dari aktivitas karyawan di tempat kerja. Ini harus mencakup cara mereka berbicara, jenis pekerjaan yang mereka berikan dan hubungan mereka dengan rekan kerja dan Juga 10 Cara Menjaga Profesionalisme di Lingkungan Kerja5. Dapat DipercayaSeorang karyawan tidak boleh melakukan apa pun yang dapat membuat karyawannya menarik kepercayaan. Sebagai karyawan sebuah perusahaan, Anda harus dapat dipercaya dalam pekerjaan dengan sempurna tepat Menunjukkan Inisiatif KerjaApakah perusahaan berjalan di telat dari tenggat waktu dan Anda merasa dapat tinggal beberapa jam lagi setelah bekerja untuk menyelesaikannya? Lakukan! Tunjukkan semangat dan inisiatif Anda sebagai nilai Menghormati Rekan KerjaTidak masalah apakah Anda berurusan dengan karyawan magang, junior, petugas kebersihan, ataupun lainnya. Mereka semua harus diperlakukan dengan hormat. Sebagai seorang manajer, memperlakukan anggota tim Anda dengan hormat akan membantu meningkatkan kritik yang membangun dan mengucapkan kata-kata baik kepada mereka bahkan ketika mereka tidak dapat menyampaikan dengan sempurna akan membantu mereka berusaha untuk berbuat lebih baik di masa AkuntabilitasAkuntabilitas juga merupakan sifat yang sangat baik dari seorang karyawan. Salah satu hal yang dapat memperpendek perubahan seorang yang berbakat dan bertanggung jawab adalah kurangnya akuntabilitas dapat menyebabkan atasan Anda berpikir Anda memiliki “sikap saya tidak peduli” terhadap proyek perusahaan atau yang terburuk menganggap Anda pembohong dan dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan dalam jangka pun tinggi kemampuan atau skill seseorang, akan sia-sia jika tidak mempunyai kemampuan komunikasi yang baik. Oleh karenanya setiap pekerja wajib memahami bagaimana cara komunikasi yang diterapkan di lingkungan kerja. Semoga ulasan singkat mengenai etika komunikasi di atas dapat membantu Anda!
Abstraks Dalam kehidupan manusia komunikasi merupakan kebutuhan yang mendasari terjalinnya ikatan antar manusia baik dalam masyarakat primitive maupun yang sudah maju, demikian juga posisi sekretaris yang membawa citra perusahaan harus memperhatikan etika dalam koordinasi kerja secara optimal, serta mampu menyelaraskan hubungan kerja dengan pimpinan, bawahan maupun anggota organisasi lainnya. Beberapa factor pendukung terwujudnya komunikasi yang efektif bagi sekretaris menurut Wursanto 1989, dikenal “The seven c’s communication” Credibility/kepercayaan, Context perhubungan,Content kepuasan,Clarity kejelasan berita/pesan, Continuity and Consistency, Capability of Audience kemampuan pihak penerima berita serta Channels of Distribution. Faktor penghambat dalam berkomunikasi 1 lingkungan fisik posisi geografis , 2 lingkungan sosial budaya meliputi bahasa , kepercayaan, adat-istiadat, 3 lingkungan psikologi ucapan tertentu, keaktualan materi dan ketepatan materi, 4 dimensi waktu. Upaya mengatasi hambatan komunikasi Triwidodo. 2002. Sekretaris harus mampu mengembangkan wawasan, menggunakan bahasa tubuh yang tepat, menjaga jarak kontak mata dengan jarak bicara, rasa humor dan rasa empati. Etika komunikasi sangat bermanfaat bagi semua orang terlebih bagi sekretaris dalam menjalankan fungsinya di perusahaan yaitu membina hubungan yang harmonis di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Kata Kunci Etika Komunikasi, Sekretaris To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this Sekretaris Profesional dan Kantor Yang EfektifRosidah AmbarAmbar, Menjadi Sekretaris Profesional dan Kantor Yang Efektif. Gava Media. sebagai Manajer Evolusi Peran Sekretaris 1SusantoSusanto. 1997. Sekretaris sebagai Manajer Evolusi Peran Sekretaris 1. PT Elexmedia Komputindo JakartaBadri SukocoMunirSukoco, Badri Munir. 2006. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Erlangga Jakarta Wursanto. Etika Komunikasi Kantor. Kanisius Jogjakarta Triwidodo,T. dan Kristianto, Pengembangan Kepribadian Sekretaris, PT Gramedia Indonesia Jakarta.
Di saat penggunaan email menjadi berkembang pesat pada awal tahun 90-an, email telah berhasil menggeser media komunikasi sebelumnya, termasuk mesin fax dan surat. E-mail menjadi sangat populer digunakan oleh para pekerja kantor dan orang-orang biasa. Kehadiran email benar-benar memudahkan segala bentuk komunikasi antara satu orang kepada orang lainnya. Bahkan menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh International Data Corporation IDC, para pekerja menghabiskan 28% dari minggu-minggu kerja mereka untuk mengecek, membaca dan merespon email yang mereka terima. Meskipun begitu, berkomunikasi melalui email tentu saja memiliki beberapa etika yang perlu dipatuhi oleh para penggunanya. Apalagi segala hal di dalam hidup perlu diatur agar tidak saling merugikan satu sama lain. Pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan 10 etika dalam berkomunikasi melalui email, yang mana ingin akan sangat bermanfaat bagi kita yang bekerja di kantor atau berbisnis dengan beberapa mitra usaha. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini. 1. Mengisi Subjek Email yang Jelas dan Spesifik. Etika pertama dalam berkomunikasi melalui email adalah memiliki subjek yang jelas dan spesifik. Jangan pernah lupa untuk mencantumkan subjek karena penerima email kita bisa saja mendapatkan puluhan email di kotak masuknya. Sehingga, ini akan menyulitkan mereka untuk membedakan mana email yang perlu segera direspon dan mana email yang bisa dikesampingkan terlebih dahulu. Selain itu, memberikan subjek yang jelas dan spesifik juga membantu kita untuk mendapatkan respon yang cepat dari penerima email, sehingga kita tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk mendapat balasan. Dan tentunya, memiliki subjek yang tepat merupakan salah satu tanda berkomunikasi melalui email secara profesional. Ini menandakan bahwa kita mengirim email bukan untuk main-main. 2. Menggunakan Salam Profesional. Etika kedua yang perlu kita terapkan adalah menggunakan salam sebagai pembuka email kita. Namun, perlu diingat kembali bahwa kita harus membedakan antara email yang formal dan non-formal. Email non-formal biasanya ditujukan kepada rekan-rekan kerja kita di dalam kantor internal dan email formal biasanya ditujukan untuk bos, manajer atau atasan kita di kantor internal dan klien juga mitra bisnis kita eksternal. Hindari penggunaan “Hai”, “Woi”, “Bro/ Sis” atau salam lainnya yang kurang formal dan tidak profesional saat mengirim email formal. Agar lebih formal, rekan pembaca bisa menggunakan “Yang terhormat masukkan nama”. Menggunakan nama orang tersebut dalam salam seperti, “Halo Stevanie”. Ini adalah salam profesional yang cukup tepat, tetapi ingatlah untuk tidak mempersingkat nama seseorang kecuali kita telah diberi izin untuk melakukannya. 3. Balas Semua Email Penting yang Masuk. Hindari sikap mengabaikan email-email yang masuk ke dalam kotak masuk kita. Terlebih lagi jika kita menerima email penting yang harus segera dibalas, misalnya dari pimpinan perusahaan atau dari klien. Kita perlu menanggapi email dengan balasan yang tepat, jangan membalas email dengan isi yang membingungkan penerima email. Berikan balasan email secara tepat waktu dan menggunakan Bahasa yang sopan untuk setiap email resmi yang ditujukan kepada kita. Bagaimana jika kita belum memiliki jawaban yang tepat untuk membalasnya? Kita tetap perlu membalas email tersebut, minimalnya kita membalas untuk memberitahu sang penerima bahwa kita sudah menerima email mereka. Sebagai contoh Dear Ratna, Terima kasih untuk informasinya. Untuk saat ini kami belum mendapatkan jawaban yang pasti dari CEO Perusahaan kami terkait undangan pembicara yang perusahaan Anda berikan. Dalam hal ini, kami akan memberi jawaban kembali dalam waktu 2x48 jam ke depan. Terima kasih atas pengertiannya. Best Regards, Silvia Hanum. 4. Jangan Menggunakan Humor. Memang bagus untuk membuat orang lain tertawa, terhibur dengan lelucon yang kita berikan kepada mereka. Namun, menggunakan humor bukanlah hal yang tepat untuk dimasukkan ke dalam email formal maupun non-formal. Mengapa begitu? Karena humor tidak dapat diterjemahkan dengan baik melalui email. Apa yang menurut kita lucu, bisa saja disalah tafsirkan oleh pihak lain penerima email, atau mungkin dianggap sebagai sarkasme, karena humor dibaca oleh penerima tanpa disertai nada vokal dan ekspresi wajah. Jadi, kami sangat tidak menyarankan rekan-rekan Career Advice untuk menggunakan humor di dalam email. 5. Jangan Menganggap Penerima Email Tahu Apa yang Kita Bicarakan. Etika kelima yang perlu kita perhatikan adalah menulis email yang serinci dan sejelas mungkin. Jangan beranggapan bahwa penerima email akan memahami segala hal yang kita bicarakan di dalam email. Hindari penggunaan jargon atau menyingkat kalimat dengan singkatan-singkatan yang aneh. Singkatan yang aneh hanya akan membingungkan penerima email, bahkan ini bisa menciptakan kesalahpahaman antara kita dan penerima email. 6. Jangan Membalas Email dengan Emosi. Kami sangat tidak menyarankan rekan pembaca untuk membalas email dengan kata-kata yang menunjukkan emosi, kemarahan atau frustasi. Sebelum membalas email atau mengirim email, pastikan rekan pembaca sudah melakukan beberapa pertimbangan sebelum mengirim email kepada penerima. Solusi lainnya, apabila rekan pembaca sedang merasa marah, ketik email, keluarkan emosi yang Anda rasakan, masukkan pesan email tersebut ke dalam folder “draft”, dan tinjau kembali nanti saat rekan pembaca sudah merasa lebih tenang dan punya waktu lebih untuk merancang balasan email yang lebih baik dan sesuai. Untuk kebaikan rekan pembaca, jangan sampai emosi yang dirasakan dicurahkan ke dalam email. 7. Jangan Lupa Mencantumkan Tanda Tangan Signature. Setiap email harus menyertakan tanda tangan signature yang memberitahu penerima tentang siapa yang mengirim email kepada mereka. Selain itu, kita juga perlu mencantumkan kontak kita di bawah tanda tangan. Sehingga, penerima tidak perlu mencari alamat, email, atau nomor telepon kita, jika mereka harus menghubungi kita kembali. Kita bisa membuat pengaturan otomatis agar signature dapat muncul di akhir email, setiap kali kita mengirim email kepada siapapun. 8. Jaga Kerahasiaan Materi Pribadi. Etika kedelapan adalah hindari berbagi materi email yang sifatnya pribadi atau rahasia confidential, baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Apabila rekan pembaca memang HARUS berbagi informasi yang sangat pribadi atau rahasia, bicarakan secara langsung di ruangan tertutup atau komunikasikan hal ini melalui telepon. Jangan lupa untuk meminta izin sebelum memposting materi sensitif baik di bagian badan email atau dalam lampiran. 9. Hindari Menggunakan Tanda Perintah ! secara Berlebihan. Memang sih tanda perintah ! itu memiliki indikasi yang bermacam-macam. Bukan hanya untuk mengekspresikan kemarahan, namun juga dapat mengekspresikan kegembiraan. Misalnya, “Ya ampun! Hahaha!!!” Sayangnya, di dalam bisnis atau dunia profesional, penggunaan tanda seru atau tanda perintah ! secara berlebihan tidak diterjemahkan dengan baik dalam komunikasi bisnis, terutama melalui email. Hindari penggunaan tanda baca tersebut, kecuali kita benar-benar mengenal penerima email dengan sangat baik. 10. Jangan Lupa Koreksi Pesan Kita. Secara tidak langsung, orang bisa menilai kepribadian kita melalui tulisan-tulisan email yang kita kirim kepada mereka. Apabila email yang kita kirim terlalu banyak salah ejaan atau kesalahan tata bahasa, maka jangan heran jika orang-orang akan menilai kita sebagai seorang yang ceroboh. Sedangkan, saat kita mengirim email dengan sangat rinci dan tanpa kesalahan tata bahasa, orang-orang akan menganggap kita sebagai seorang yang sangat teliti. Jadi sebelum email dikirim kepada penerima, jangan lupa untuk mengoreksi isi email kita dengan teliti. Setelah membaca penjelasan di atas, apakah rekan pembaca sudah merasa semakin percaya diri dalam berkomunikasi melalui email? Yuk, kita terapkan 10 etika dalam berkomunikasi melalui email seperti di atas, agar kita bisa semakin profesional dan mendapatkan karier yang lebih baik dari etika komunikasi yang kita terapkan. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
presentasi tentang etika berkomunikasi di kantor