Menyusunkata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti. Mengetahui jenis pidato melalui tema acara, Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato dan lain sebagainya. Kriteria Berpidato yang Baik. Isinya sesuai dengan apa yang sedang berlangsung; Bermanfaat bagi pendengar; Isinya jelas dan benar serta objektif; Menggunakan bahasa yang mudah 4 Foodly. Berani dan segar; Dua kata yang menggambarkan Foodly dengan sangat baik. Dipilih sebagai Tema Kesehatan & Kecantikan Terbaik oleh Staf Envato, Foodly disukai oleh pelanggan yang mencari kualitas dan kejernian. Situsnya menempatkan pembeli sebagai pengguna kontrol yang terdepan dalam proses perancangan. TemaPuisi Yang Cocok Untuk Bulan Bahasa. Gaya Bahasa: bahasa kiasan (majas) yang digunakan untuk memberikan efek tertentu pada puisi. Itu aja sih maaf kalo salah. Pecinta : Bulan purnama menerang alam Contoh puisi-puisi di atas juga menunjukkan bahwa puisi berantai bisa mengambil tema dengan. 5 Tips Menulis Puisi yang Baik - Zenius Blog (Russell [] Temabaharu Bulan Bahasa, 'Cita. Citra. Cinta. Bahasa Kita.' diperkenalkan. Tema ini menggambarkan langkah kita mengharungi era baharu; berkembang daripada tema 'Ilmu. Budaya. Mesra.'. 'Cita' menggambarkan keinginan, hasrat dan harapan masyarakat dalam usaha untuk mengekalkan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu dan perantaraan. contoh soal determinan matriks ordo 3x3 dan pembahasannya. JIKA mendengar istilah "Bulan Bahasa", tentu sudah tidak asing lagi bukan? Ya, bangsa Indonesia memperingatinya setiap bulan Oktober. Maka itu, bisa dikatakan bulan Oktober bukan bulan biasa. Lalu, mengapa harus pada bulan Oktober? Alasan Bulan Bahasa jatuh pada bulan Oktober merujuk pada sejarah bangsa. Pada bulan kesepuluh ini, tepatnya pada 28 Oktober, diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda, yang di dalamnya ditetapkan pula bahasa kesatuan, bahasa Indonesia. Saat ini Bulan Bahasa dimeriahkan dengan kegiatan seperti lomba menulis puisi, lomba menulis cerpen, lomba pidato, dan kegiatan kebahasaan lainnya. Berdasarkan data Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa BPPB Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah bahasa daerah di Indonesia sangat beragam, yaitu sebanyak 652 bahasa. Ditambah penggunaan bahasa asing yang menambah keberagaman bahasa di Indonesia. Maka itu, pengutamaan bahasa Indonesia sangat diwajibkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Cara lain yang dapat digunakan untuk menjaga bahasa kesatuan, yaitu dengan ikut berpartisipasi memeriahkan peringatan Bulan Bahasa. Bulan Bahasa bukan hanya menjadi tugas BPPB, melainkan tugas seluruh elemen di Indonesia. Mulai dari pemerintah hingga rakyatnya. Tahun lalu pemerintah meluncurkan KBBI edisi terbaru sebagai wujud kepedulian terhadap kosakata bahasa Indonesia. Tidak hanya pemerintah, banyak pemuda yang antusias turut serta pada kegiatan kebahasaan. Entah sebagai peserta atau penyelenggara acara. "Mengikuti kegiatan-kegiatan Bulan Bahasa adalah cara saya merayakan kelahiran bahasa Indonesia. Turut berpartisipasi di dalamnya seperti sebuah cara membangkitkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia dalam diri saya. Mungkin, salah satu alasan saya sedemikian merasa bangga dan beruntung bisa merayakan Bulan Bahasa karena saya merasakan benar manfaat serta vitalitas bahasa Indonesia sebagai penghubung antara warga negara Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," ujar Ilham Rabbani yang setiap tahunnya menjadi peserta kegiatan Bulan Bahasa. Pada 2016 ia mengikuti kegiatan Bulan Bahasa Universitas Gajah Mada UGM. Pada tahun 2017 ia mengikuti kegiatan Bulan Bahasa di Balai Bahasa Yogyakarta dan tahun ini ia kembali menjadi peserta dan peraih juara 1 lomba menulis puisi di acara Bulan Bahasa UGM. Pemuda ini mulai berinisiatif membuat acara yang menarik untuk memperingati Bulan Bahasa di sekolah maupun kampus. Salah satu contohnya adalah acara Bulan Bahasa UGM yang merupakan acara tahunan dan juga bagian dari salah satu program kerja Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia UGM untuk memperingati Sumpah Pemuda. Beberapa perlombaan yang diadakan di kegiatan tersebut, antara lain Cipta Cerpen, Cipta Puisi, Penulisan Esai, dan Penulisan Feature. "Lomba-lomba tersebut jelas diadakan karena kami ingin masyarakat luas turut berpartisipasi dalam menyuarakan karya-karyanya melalui tulisan untuk memperingati Bulan Bahasa. Di sini kami memfasilitasi karya-karya tersebut serta mengapresiasinya dengan adanya juara di setiap lomba,"sebut Agnes Vidita Arundati, Ketua Panitia Bulan Bahasa UGM 2018. Selain mengadakan perlombaan, Agnes dan timnya menjadi sukarelawan untuk mengajar di Panti Asuhan Rumah Buah Hati selama satu bulan pada September lalu. "Kami mengajarkan anak-anak panti asuhan untuk membaca cerita, menulis dan membaca puisi, serta menyanyi dan menari. Kami juga membuka donasi untuk kemudian disalurkan ke Panti Asuhan Rumah Buah Hati," ujar Agnes yang saat ini menempuh studinya di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UGM. "Kami ingin memperkenalkan bahasa dan sastra Indonesia ke masyarakat Indonesia, tidak terkecuali anak-anak. Kami juga ingin mengajarkan sastra dan bahasa sejak dini, dan dengan mengajar di panti asuhan, kami juga turut membantu anak-anak yang lebih membutuhkan," tambahnya. Perayaan Bulan Bahasa dapat dilakukan dengan cara lain yang lebih menarik. Di antaranya, diskusi sastra, seminar, penampilan teater dan banyak lagi. "Kami menampilkan musikalisasi puisi, pembacaan puisi, monolog, penampilan anak-anak Panti Asuhan Rumah Buah Hati, teater singkat, dan ditutup dengan penampilan Umar Haen, musisi asal Yogyakarta pada pembukaan acara ini," ujarnya. Selain lomba, ada juga seminar atau diskusi sastra, yakni dengan mengundang sastrawan Indonesia, Ayu Utami, sebagai narasumber. Diskusi Sastra Bersama Ayu Utami ini mengangkat tema "Perempuan, Kebebasan, dan Spiritualisme Kritis" dan diadakan pada 13 Oktober 2018 di Fakultas Ilmu Budaya UGM. Tahun ini mereka menghadirkan acara baru, yakni Membaca Sinema dan Lokakarya Penulisan Lirik Lagu. Membaca Sinema Screening Film diadakan pada 2 November 2018 di Sleman Creative Space dengan menayangkan film Kisah di Hari Minggu, Sepanjang Jalan Satu Arah, dan Prenjak , serta menghadirkan Bani Nasution dan Koloktif Film sebagai narasumber. Sehari setelah acara Membaca Sinema, dihelat pula Lokakarya Penulisan Lirik Lagu bersama Ananda Badudu eks Banda Neira sebagai narasumber dan Danang Joedodarmo Tashoora sebagai moderator di Fakultas Ilmu Budaya UGM Terakhir, penutupnya adalah Malam Puncak Bulan Bahasa 2018 pada 10 November 2018 di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta dengan menghadirkan Fajar Merah putra Wiji Thukul dan Teater Kami Bercerita teater jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UGM yang mementaskan naskah Arifin C Noer berjudul Dalam Bayangan Tuhan . Peringatan Bulan Bahasa tidak hanya dimeriahkan oleh panitia acara, juga oleh para peserta. Hal ini dilihat dari antusias para pemuda setiap tahunnya dalam mengikuti acara Bulan Bahasa UGM. "Peserta pada 2018 lebih besar dibandingkan tahun lalu, mengingat setiap tahunnya selalu ada pelonjakan jumlah peserta lomba. Jumlah peserta tahun ini mencapai sekitar peserta," kata Agnes. ARINI SHAFIA AFKARI GEN SINDO-Universitas Indonesia nfl Jakarta - Waktu seakan berlari. Tidak terasa kita pun kembali menjejakkan kaki pada Oktober, bulan dengan nomor urut sepuluh ini. Sebagaimana bulan lain, ia juga mempunyai hari-hari penting. Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, Hari Surat-Menyurat Internasional, dan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia ialah contohnya. Selain itu, ada pula hari bersejarah yang juga kita peringati pada bulan ini, yaitu Hari Sumpah Pemuda. Hari itu menjadi dasar sebuah perayaan tahunan mengenai kebahasaan dan kesastraan. Kita mengenalnya sebagai Bulan Bahasa dan kapan pertama kali Anda mengetahui atau turut serta dalam kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra? Mungkin pada masa bersekolah, ya. Pada waktu itu, berbagai perlombaan diadakan, mulai dari membaca puisi, mendongeng, hingga berpidato. Sebagian orang mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba tersebut. Sementara itu, ada pula yang mengurus kesibukan belakang layar sebagai panitia. Yang tidak menjadi peserta atau panitia cukup menonton hiburan yang Bahasa dan Sastra sendiri sudah berjalan sangat lama. Acara yang bertujuan meningkatkan upaya pemasyarakatan bahasa dan sastra di Indonesia itu diadakan tiap Oktober sejak 1980 oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kala itu namanya hanya Bulan Bahasa. Barulah pada 1989 Bulan Bahasa diubah menjadi Bulan Bahasa dan Sastra. Itu berarti nama Bulan Bahasa dan Sastra sudah digunakan selama 32 tahun. Meskipun demikian, sepertinya kita lebih akrab dengan nama pendeknya, ya. Terlebih, beberapa kampus atau sekolah masih menggunakan nama Bulan Bahasa, alih-alih Bulan Bahasa dan Sastra, sebagai sebuah acara akbar. Namun, itu bukan kita pun bertanya, apa makna dari kegiatan yang sudah berusia 41 tahun itu untuk masa kini? Untuk menjawabnya, kita perlu melihat situasi kebahasaan dan kesastraan yang terjadi, setidaknya di sekitar sekitar saya sendiri, aktivitas berbahasa dan bersastra sekilas tampak baik-baik saja. Orang-orang mampu menggunakan bahasa Indonesia sewajarnya. Namun, pada beberapa kesempatan, saya menemukan problem yang dihadapi sebagian orang, yakni berbicara, khususnya di depan umum. Kata-kata mereka sering kali terjeda. Dalam jeda itu, bentuk tegun, seperti eh dan em, mengisi dengan nada tidak pasti. Pesan akhirnya kurang tersampaikan dengan pun menjumpai permasalahan pada aktivitas kebahasaan lain, yakni menyimak. Walaupun terlihat sepele, menyimak ternyata cukup susah. Terlebih, gangguan atau pengalih fokus sangat mudah ditemui, misalnya ponsel. Hal itu kerap membuat seseorang berkata, "Maaf, kamu tadi bilang apa?"Lalu, ada pula yang memiliki problem dalam membaca atau menulis. Yang saya sebut terakhir itu lebih sering saya temui. Seorang kawan, misalnya, pernah mengeluh kesulitan untuk mengembangkan ide tulisan dan menentukan sambungan permasalahan tersebut, Bulan Bahasa dan Sastra seharusnya dapat menjadi momen yang tepat bagi kita untuk mengembangkan keterampilan bahasa dan memperkaya pengetahuan akan sastra. Kita dapat memulainya dengan menyisihkan waktu lebih lama untuk membaca. Novel-novel Indonesia yang begitu beragam sudah siap untuk dijelajahi. Selain itu, kita pun dapat menantang diri sendiri untuk menulis takarir tiga paragraf di Instagram, Facebook, atau Twitter selama bulan ini. Meskipun sederhana, hal itu akan membuat kita terampil untuk menyajikan suatu topik dalam tiga bagian pembuka, isi, dan penutup. Kita juga dapat mengikuti berbagai webinar untuk melatih kemampuan menyimak. Jika ada kesempatan, kemampuan berbicara juga dapat diasah di sana melalui penyampaian pertanyaan atau pendapat. Di sisi lain, secara pasif, kita bisa mempelajari berbagai teknik berbicara melalui video-video yang berkaitan di intinya, Bulan Bahasa dan Sastra tidak boleh hanya jadi "angin lalu". Inilah waktu yang baik untuk menempa diri agar kita dapat mengolah bahasa dengan lebih luwes lagi. Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] erd/erd Sumber Dokumen Pribadi Halo Sobat Diksasindo! Tahun ini Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Brawijaya atau biasa disingkat Himaprodi Diksasindo UB kembali menggelar salah satu event atau program kerjanya yakni Festival Sastra dan Bulan Bahasa FSBB. Festival Sastra dan Bulan Bahasa yang digelar oleh Himaprodi Diksasindo UB diadakan berbagai kegiatan, seperti lomba cipta puisi, cipta cerpen, dan berbagai perlombaan lainnya, disusul dengan rangkaian puncak, yaitu Sarasehan. Sarasehan merupakan rangkaian kegiatan dalam Festival Sastra dan Bulan Bahasa yang berisi diskusi mengenai sastra atau karya sastra dengan mengundang sastrawan Indonesia. Himaprodi Diksasindo UB rutin menggelar Festival Sastra dan Bulan Bahasa setiap tahunnya dengan berbagai tema menarik yang diusung. Pada tahun 2019, Festival Sastra dan Bulan Bahasa mengusung konsep ā€œMilenialā€ dengan tema yakni ā€œSastra milenial Membumikan yang Sakral, Mengikis yang Banal Melalui Teknologiā€. Pada tahun tersebut, Himaprodi Diksasindo UB menggelar perlombaan dengan berbagai bidang seperti mendongeng, teatrikal puisi, dan cipta puisi. Pada rangkaian Sarasehan 2019 turut serta mengundang sastrawan Indonesia yakni Aan Mansyur. Kemudian pada tahun 2020, Himaprodi Diksasindo UB kembali menggelar Festival Sastra dan Bulan Bahasa dengan konsep yang berbeda yakni mengenai ā€œLingkunganā€. Tema yang diusung pada Festival Sastra dan Bulan Bahasa tahun 2020 adalah ā€œPeka Rasa Pemuda Berkarya, Sastra Dijaga, untuk Indonesiaā€. Berdasarkan tema tersebut, dalam FSBB tahun 2020 digelar berbagai perlombaan seperti cipta puisi, cipta cerpen, dan cipta esai. Tidak jauh berbeda dengan FSBB tahun 2019, dalam rangkaian Sarasehan FSBB tahun 2020 kembali mengundang sastrawan Indonesia yakni Okky Madasari. Setiap tahun, FSBB mengusung tema menarik yang membuat antusiasme peserta cukup tinggi untuk mengikuti setiap rangkaian Festival Sastra dan Bulan Bahasa. Untuk menyambut bulan bahasa tahun 2021, Himaprodi Diksasindo UB kembali menggelar Festival Sastra dan Bulan Bahasa dengan mengusung tema yang tidak kalah menarik dari tahun-tahun sebelumnya. Lalu, apakah Sobat Diksasindo sudah siap menyambut FSBB 2021? Kira-kira tema apakah yang akan diusung dalam FSBB 2021? Ikuti terus perjalanan FSBB 2021! Jangan sampai ketinggalan! LENGKONG, - Tema bulan bahasa dan sastra Oktober 2022 telah diusung oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek. Bulan bahasa dan sastra Oktober 2022 mengusung tema yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pengusungan tema bulan bahasa dan sastra setiap tahun memang sangat penting, mengingat hal tersebut berdasarkan reflektif terhadap situasi dan kondisi yang tengah terjadi dan dihadapi saat ini. Baca Juga 19 Contoh Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra Oktober 2022 Sesuai dengan Tema Bulan Oktober menjadi salah satu bulan terpenting dalam sejarah yang tertoreh dalam album perebutan dan perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Sumpah Pemuda merupakan peristiwa yang tidak akan pernah terlupakan dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Dari sini, kita bisa menilai, bahwa peran serta kaum muda dalam peradaban sebuah bangsa sangatlah besar dan penting. Berkat intelegensi yang tinggi dan pemikiran senasib dan sepenanggungan kala itu, mampu mempersatukan perbedaan dan keberagaman sebagai alat ampuh perjuangan mengusir para imperialis. Baca Juga Terbongkar! Ini Isi Chat Putri Candrawati dan Brigadir J, Skenario Ferdy Sambo Terlihat Jelas Apa daya jika pengikraran sumpah pemudah tidak akan pernah ada dalam torehan kisah perjuangan Indonesia? Setidaknya, ada tiga yang menjadi poin penting dari kesadaran kaum muda sebagai alat ampuh sekaligus pemahaman untuk berjuang dibawah panji yang satu didalam perbedaan. Ialah, tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia. Baca Juga Tema Umum Peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022 Salah satu penghambat perjuangan bangsa Indonesia adalah keterbatasan bahasa yang digunakan. Sebab, Indonesia terdiri dari berbagai suku dan berbagai macam bahasa daerah. Tentang Narabahasa Narabahasa adalah penyedia edukasi, konsultasi, publikasi, dan aplikasi kebahasaan dengan visi ā€œkuasai bahasa, kuasai duniaā€. Kami percaya bahwa bahasa adalah kunci untuk menguasai dunia.

tema bulan bahasa yang menarik